Tepat pukul 09.00 WIB, saya teringat sms dari Pak
Nuril tadi malam. Beliau mengajak saya kerja bakti membersihkan kantor madrasah
pagi ini. Saya berharap beliau tidak lupa. Segera saya kirimkan sms terkait itu
untuk memastikan jadi atau tidaknya kerja bakti ini.
Beliau menyanggupi. Saya bergegas menuju madrasah.
Saat tiba di depan gerbang, saya melihat sudah ada kegiatan di sana. Ada dua
orang, yang satu sedang mengecor bangunan kecil mirip rumah-rumahan, satunya
lagi duduk di dekatnya. Tak perlu pikir panjang saya bisa memastikan beliau
yang duduk itu adalah Pak Sukani, kepala desa. Lantas, apa yang dikerjakannya
disini?
Saya ingat. Beberapa bulan yang lalu, beliau
berkunjung ke madrasah. Waktu itu, beliau memberikan dua buah marka jalan. Memang,
jalan depan madrasah termasuk jalan yang ramai. Hal itulah yang mendorongnya
untuk menyumbangkan marka itu. Di sela-sela kunjungan itulah, beliau berjanji
akan membuat podium di halaman. Podium itu nantinya digunakan sebagai tempat
berdirinya pembina upacara.
Saya yakin beliau menunggu momen liburan ini untuk
merealisasikan niatnya itu. Saya menghampiri beliau.
“Ini mas, nanti pembinanya disini.” ujar beliau.
Saya mencoba berterima kasih, “Wah kayaknya pas
masuk nanti anak-anak banyak yang kaget pak”
Beliau tersenyum mendengar itu.
Setelah bercakap-cakap sebentar, saya minta izin
ke kantor dulu. Tampaknya Pak Nuril sudah menunggu cukup lama.
Hampir satu jam saya mengacak-acak almari yang
isinya kertas berserakan. Di antara kertas-kertas yang dianggap tak berharga
itu, saya menemukan beberapa lembar kertas yang menurut saya berharga. Album foto
kegiatan madrasah sejak tahun 1986 ada disana. Setiap melihat satu foto jadul,
saya selalu berhenti sejenak untuk mengenang saat saya masih menjadi siswa di
madrasah ini. Benar-benar ini hadiah untuk kerja hari ini. Saya putuskan untuk
membawa pulang semua foto yang saya temukan.
Sampai rumah, saya membuka kembali lembar demi
lembar foto itu. Benar-benar ingatan saya tertuju kepada bapak/ibu guru yang
mengajar saya dulu. Sekarang mereka sudah pensiun. Senyum khas mereka masih terekam
jelas di ingatan saya. Semoga amal baktimu mendapat ganjaran dari Allah SWT,
amiin.
Bendiljati Wetan, 28 Desember 2014
Azzam Arifin
0 komentar:
Posting Komentar