Berbagai peringatan diselenggarakan dalam rangka menyambut hari
bersejarah ini. Bentuk perayaannya tergantung pada keinginan dan kemampuan
masing-masing wilayah. Di beberapa tempat, bahkan diadakan pertunjukan
kesenian/hiburan yang memakan biaya besar. Untuk menyikapi hal ini, Inspektur Jenderal
Kementerian Agama RI Kemenag, Moch. Jasin memberi
batasan terkait perayaan HAB Kemenag.
“HAB tidak harus
diperingati dengan cara yang bermewahan tapi harus dengan sederhana, diisi
dengan pembekalan bagi peningkatan kompetensi dan nilai moral pegawai,”
demikian ditegaskannya, pada Jumat (12/12), sebagaimana dikutip dari
laman kemenag.go.id.
Sepertinya batasan ini diberikan sebagai upaya menjaga stabilitas
keuangan madrasah. Dana yang berasal dari madrasah maupun dari personal pegawai
dapat diminimalisir sehingga bisa dialokasikan untuk agenda lain.
“HAB sedapat
mungkin (menjadi) wahana untuk muchasabah dan evaluasi diri serta tukar pikiran
untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan layanan Kemenang kepada masyarakat.
(HAB diperingati) dengan forum sederhana dan khidmat, yang tidak membebani
secara keuangan kepada jajaran pegawai kemenag dan atau lingkungan masyarakat
sekitar,” lanjut beliau.
Nah, ini menjadi sinyal
positif, khususnya bagi madrasah-madrasah yang sebenarnya menyimpan keberatan
dengan alasan pendanaan, namun diharuskan memberikan kontribusi dana karena
sudah diputuskan sebagai agenda bersama. Di sisi lain
madrasah juga harus cermat memilih agenda apa yang efisien, sehingga kedepannya
menjadi tradisi bahwa momen HAB adalah momen evaluasi untuk meningkatkan
kinerja dan profesionalisme pegawai.