Penataan Bangku Kelas


Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kecenderungan belajar siswa tidaklah sama. Pada hari tertentu, mereka sangat antusias menjalani kegiatan pembelajaran, namun di hari yang lain, mereka tampak kurang semangat dan terkesan malas belajar. Bagi kita para guru, hal tersebut harus segera kita sikapi dan cari solusinya.

Dala hal ini, pengaturan bangku kelas menjadi alternatif menarik bagi terciptanya suasana belajar yang dinamis dan tidak monoton. Melalui penataan bangku yang variatif, siswa diharapkan lebih terpacu semangat belajarnya, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.

Ada banyak formasi pengaturan bangku kelas , diantaranya bentuk auditorium, lingkaran, huruf U, dan lain-lain. Untuk lebih lengkapnya, berikut formasi pengaturan bangku dalam kelas sebagaimana dikutip dari buku berjudul Metode Edutainment karya Moh Sholeh Hamid.

1. Formasi Tradisional (Konvensional)
Formasi konvensional adalah formasi yang biasa kita temui dalam kelas-kelas tradisional yang memungkinkan para siswa duduk berpasangan dalam satu meja dengan dua kursi.
Adapun bentuk formasi tradisional adalah seperti gambar di bawah ini:

Formasi Tradisional

2. Formasi Auditorium
Formasi auditorium merupakan tawaran alternatif dalam menyusun ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini dapat dicoba untuk mengurangi kebosanan siswa yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional (tradisional). Jika tempat duduk sebuah kelas dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, maka guru dapat membuat bentuk pembelajran ala auditorium untuk membentuk hubungan yang lebih erat, sehingga memudahkan siswa melihat guru.
Adapun bentuk formasi auditorium adalah seperti gambar di bawah ini:

Formasi Auditorium

3. Formasi Cevron
Bentuk cevron mungkin bisa sangat membantu dalam usaha mengurangi jarak antar siswa maupun antar siswa dengan guru, sehingga siswa dan guru mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap lingkungan kelas dan mampu aktif dalam pembelajaran di kelas. Formasi ini memberikan sudut pandang baru bagi siswa, sehingga mereka mampu menjalani proses belajar-mengajar dengan antusias, menyenangkan, dan terfokus.
Adapun bentuk formasi cevron adalah seperti gambar di bawah ini:
Formasi Cevron

4. Formasi Kelas Bentuk Huruf U
Formasi kelas bentuk huruf U sangat menarik dan mampu mengaktifkan para siswa, sehingga mampu membuat mereka antusias untuk mengikuti pelajaran. Dalam hal ini guru adalah orang yang paling aktif dengan bergerak dinamis ke segala arah dan langsung berinteraksi secara langsung, sehingga akan mendapatkan respon dari pendidik secara langsung.
Adapun bentuk formasi kelas bentuk huruf U adalah seperti gambar di bawah ini:
Formasi Kelas Huruf U

5. Formasi Meja Pertemuan
Formasi meja pertemuan biasanya diseenggarakan di tempat-tempat pertemuan dan seminar, baik di hotel maupun gedung pertemuan. Formasi ini dapat digunakan dengan cara membagi siswa ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok tersebut mempunyai meja pertemuannya sendiri-sendiri.
Adapun bentuk formasi meja pertemuan adalah seperti gambar di bawah ini:
Formasi Meja Pertemuan

6. Formasi Konferensi
Formasi konferensi sangat bagus digunakan dalam metode debat saat membahas suatu permasalahan yang dilontarkan oleh pendidik, kemudian membiarkan para siswa secara bebas mengemukakan berbagai pendapat mereka. Denagn begitu akan didapatkan sebuah kesimpulan atau bahkan dapat memunculkan permasalahan baru yang bisa dibahas lagi pada pertemuan berikutnya. Untuk bisa membentuk formasi konferensi, meja yang harus digunakan adalah meja panjang yang didekatkan satu per satu dalam bentuk memanjang, persegi panajang.
Adapun bentuk formasi konferensi adalah seperti gambar dibawah ini :
Formasi Konferensi

7. Formasi Pengelompokan Terpisah (Breakout Groupings)
Jika ruangan kelas memungkinkan atau cukup besar, guru dapat meletakkan meja-meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar yang dipecah menjadi beberapa tim. Guru dapat menempatkan susunan pecahan, pecahan kelompok tersebut berjauhan, sehingga tidak saling mengganggu. Tetapi, hendaknya dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil yang terlalu jauh dari ruang kelas supaya mudah diawasi.
Adapun bentuk formasi pengelompokan terpisah (breakout groupings) adalah seperti gambar di bawah ini:
Formasi Breakout Groupings

8. Formasi Tempat Kerja
Formasi tempat kerja tepat jika dilakukan dalam lingkungan tipe laboratorium, dimana setiap siswa duduk pada satu tempat untuk mengerjakan tugas, tepat setelah didemonstrasikan.
Adapun bentuk formasi tempat kerja adalah seperti gambar di bawah ini:
Formasi Tempat Kerja

9. Formulasi Kelompok untuk Kelompok
Formasi kelompok untuk kelompok adalah formasi di mana terdapat beberapa kelompok yang duduk dalam satu meja persegi berukuran besar (bisa juga dengan membuat beberapa meja dijadikan satu menjadi meja besar), sehingga setiap kelompok duduk saling berhadapan. Susunan ini memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau menyusun permainan peran, berdebat atau observasi pada aktivitas kelompok.
Adapun bentuk formasi kelompok untuk kelompok adalah seperti gambar di bawah ini:
Formasi Kelompok Untuk Kelompok

10. Formasi Lingkaran
Formasi lingkaran adalah formasi yang disusun melingkar tanpa menggunakan meja dan kursi. Formasi ini digunakan untuk melakukan pembelajaran dalam satu kelompok, dimana guru memiliki peran untuk membimbing dan mengarahkan jalannya pembelajaran tersebut.
Adapun bentuk formasi lingkaran adalah seperti gambar di bawah ini:
Formasi Lingkaran

11. Formasi Peripheral
Jika guru menginginkan siswa memiliki tempat untuk menulis, hendaknya digunakan susunan peripheral, yakni meja ditempatkan di belakang siswa. Guru dapat menyuruh siswa memutar kursi-kursinya secara melingkar ketika guru menginginkan diskusi kelompok.
Adapun bentuk formasi peripheral adalah seperti gambar di bawah ini:

Formasi Peripheral


Bahan Bacaan:
HamidMoh Sholeh. Metode Edutainment. Jogjakarta: DIVA Press, 2011.


0 komentar:

Posting Komentar