Sehatkah Jajanan Yang Dikonsumsi Anak-Anak Kita?

Saat jam istirahat, berbagai kegiatan dilakukan oleh anak didik. Mulai dari berbincang bersama teman, bermain, mempersiapkan ulangan, membaca buku, atau memanfaatkan uang saku untuk membeli jajan. Kegiatan yang terakhir ini dilakukan oleh mereka yang tidak membawa bekal dari rumah. Dengan alasan malas atau tidak disiapkan orang tua, anak-anak ini lebih memilih mengkonsumsi jajan atau makanan yang tersedia di lingkungan madrasah.

Pola konsumsi anak di lingkungan madrasah sebenarnya tergantung dari kebijakan atau peraturan yang ditetapkan oleh pihak madrasah. Sebagaimana kita lihat, setiap madrasah berbeda-beda dalam membuat kebijakan terkait hal itu. Ada yang membebaskan mereka untuk membeli makanan jenis apapun selama masih di lingkungan madrasah, ada yang memberikan larangan untuk jenis makanan tertentu, ada juga yang melarang siswa mengkonsumsi makanan dalam jumlah tertentu dengan cara membatasi uang saku mereka, bahkan ada juga yang melarang siswa membeli semua jenis makanan selain yang disediakan kantin madrasah. Tentunya semua kebijakan diambil dengan melihat situasi yang ada. Beberapa melihat makanan yang disediakan penjual yang bebas berjualan di sekitar madrasah masih dikategorikan aman, sehingga belum perlu diadakan pembatasan. Sedang yang lain melihat makanan dari penjual di luar madrasah mengandung bahan yang berbahaya, sehingga perlu dilakukan pembatasan.

Dari data yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sebagaimana dikutip dari Republika.co.id, menyebutkan bahwa 40 hingga 44 persen jajanan anak sekolah mengandung bahan berbahaya atau bahan pangan tambahan yang melebihi batas. Jumlah ini cukup membuat miris, sekaligus mengindikasikan seolah-olah hampir setiap hari anak-anak kita mencerna bahan pengawet, pemanis buatan, pewarna dan bahan-bahan berbahaya lainnya.


Hasil penelitian tersebut seyogyanya segera kita respon. Pihak madrasah bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat, seperti puskesmas, perlu melakukan pemantauan secara berkala. Kalaupun ternyata jenis makanan berbahaya tidak kita temukan, paling tidak kita sudah memberi warning kepada para penjual agar senantiasa menjaga kesehatan makanan. Sedangkan bila ternyata terbukti ada jenis makanan yang mengandung bahan berbahaya, maka kita bisa segera meminta penjual untuk menghentikan penjualan makanan itu. Semua itu sebagai upaya kita mencegah munculnya gejala-gejala sakit yang diderita anak akibat mengkonsumsi makanan di madrasah.


Selain bekerjasama dengan dinas kesehatan, penting juga bagi guru untuk secara mandiri mensosialisasikan langkah-langkah membeli jajan yang aman kepada anak didik. Dalam hal ini, kita para guru bisa mengadopsi langkah-langkah aman membeli pangan yang dicanangkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang disebut dengan Lima Kunci Keamanan Pangan.

Pertama, beli di tempat yang bersih. Lokasi penjualan yang bersih merupakan hal pertama yang perlu dilihat saat hendak membeli makanan. Di tempat yang bersih, makananpun cenderung terjaga kebersihannya. Sebaliknya di tempat yang kotor, makanan berpotensi tercemar oleh bau maupun serangga yang muncul.


Kedua, beli dari penjual yang sehat dan bersih. Selain tempat, faktor penjual tidak bisa dikesampingkan. Bila penjual senantiasa menjaga kebersihan dirinya, seperti selalu mencuci tangan dengan baik dan teratur, makanan yang disajikan pun bisa dijamin kebersihannya.


Ketiga, pilih makanan yang telah dimasak. Hendaknya memilih makanan yang masih baru, jangan sampai membeli makanan yang sudah dimasak lebih dari satu hari. Selain itu, hindari juga mengkonsumsi makanan yang kurang matang.


Keempat, beli pangan yang dipajang, disimpan, dan disajikan dengan baik. Wadah penyimpanannya bersih. Hindari pembelian makanan yang dibungkus kain koran atau plastik bekas.

Kelima, konsumsi makanan secara benar. Bila ingin mengkonsumsi buah dan sayuran yang masih  mentah, maka harus dicuci bersih terlebih dahulu. Jangan membeli makanan yang bau dan terlihat sudah basi atau berlendir.

Demikianlah lima langkah aman membeli makanan. Sosialiasi mengenai langkah-langkah ini kepada anak-anak harus segera dilakukan. Selanjutnya kita tinggal memantau bagaimana pola jajan mereka, apakah sudah sesuai dengan yang kita harapkan atau belum. Jika belum, teguran harus diberikan. Jangan sampai karena kelalaian kita, anak-anak menjadi korban tidak sehatnya makanan yang dijual di lingkungan madrasah kita.

by azzam arifin

1 komentar:

  1. Bismillahirrohmanirrohim
    Allohu Akber
    Maaf awali hari dengan ngaji dan akhiri dengan ngaji semoga berokah
    Hati2 dgn makanan. Pilih yg alami utamanya. Maaf terimakasih 🙂 hati2
    Wes salammu alaikum wr wb

    BalasHapus